3 Strategi Motivasi dalam Keluarga | Agar Sukses Sekeluarga
Sabtu, 03 Desember 2016
Sudahkah Anda Memperhatikan Motivasi dalam Keluarga?
Mengapa motivasi dalam keluarga sangat penting? Keluarga adalah tempat tinggal landas kita. Jika tinggal landas kita baik, maka kita pun bisa terbang dengan baik. Artinya jika kita berangkat dari rumah diiringi dengan dorongan semangat, tentu akan membuat kerja kita menjadi lebih bersemangat pula.
Sebaliknya jika kondisi keluarga kita kurang kondusif, hal ini bisa terbawa ke tempat kerja kita sehingga bisa saja kita bekerja dengan motivasi yang kurang. Jika Anda kurang Motivasi dalam Keluarga, bisa jadi anak Anda hancur bukan dari pengaruh luar, tetapi dari dalam keluarga sendiri.
Bisa jadi suami bekerja dengan motivasi yang salah, jika motivasi dalam keluarga salah. Bisa jadi suami bekerja tanpa semangat jika Motivasi dalam Keluarga dalam lemah.
Oleh karena itu jangan sepelekan masalah motivasi dalam keluarga. Bukan saja kita yang memerlukan dukungan motivasi tetapi pasangan kita dan juga anak kita memerlukan dukungan motivasi agar mereka bisa berprestasi juga. Dalam keluarga kita perlu saling memberikan motivasi satu sama lain.
Sayang sekali, dari pengamatan saya, malah banyak yang sebaliknya. Bukan saling memberikan motivasi tetapi justru saling meruntuhkan.
Motivasi bisa muncul saat kondisi emosi kita sedang baik. Kondisi emosi sangat dipengaruhi oleh cara kita berkomunikasi. Oleh karena itu kita perlu memahami cara komunikasi yang baik agar terjadi saling menumbuhkan motivasi diantara keluarga.
3 Strategi Motivasi dalam Keluarga Yang Bisa Anda Lakukan
Yang pertama, usahakan komunikasi kita membawa kepada kegembiraan. Bisa dilakukan sambil terseyum, sambil bercanda, dan cara-cara lain yang menyenangkan. Kita juga perlu melihat saat yang tepat untuk membicarakan sesuatu masalah yang berat, jangan asal ngomong.
Yang kedua ialah pilihan kata yang baik. Jangan menggeneralisir sesuatu, apa lagi kekurangan. Sebagai contoh saat anak kita mendapat nilai jelek untuk matematika, jangan mengatakan anak kita bodoh, karena bisa saja dia kurang mampu dalam matematika tetapi bagus untuk hal yang lainnya. Begitu juga satu kesalahan jangan terlalu dihubung-hubungkan dengan masalah yang lain.
Yang ketiga ialah berikan arahan dan dukungan. Hindari kesan melarang, terutama kepada anak-anak. Larangan bisa mengurangi motivasi seseorang, maka kita harus pandai meramu cara berkomunikasi agar tidak terkesan melarang sesuatu yang kita tidak setujui, yaitu dengan mengarahkan.
Sementara dukungan akan memberikan tambahan motivasi bagi seseorang, oleh karena itu, jika kebutulan setuju dengan apa yang dilakukan oleh salah satu keluarga kita, maka berikanlah dukungan.
Kesalahan Yang Perlu Dihindari
Memvonis Hal Buruk
Seringkali orang tua yang bermaksud menasihati anaknya, malah mendemotivasi. Sebagai contoh, saat anak mengemukakan cita-citanya, misalnya ingin menjadi seorang guru. Kita langsung bicara:
“Kamu itu tidak sabaran, tidak cocok menjadi guru!”
Apa kira-kira yang dirasakan oleh anak kita? Semangat dia bisa menjadi drop, dia bisa kehilangan motivasi, bukan saja untuk menjadi guru, tetapi untuk menjadi yang lainnya. Mengapa? Karena motivasinya untuk berprestasi sudah hilang.
Cobalah dialog lebih dalam sebelum Anda memberi vonis, tanyakan mengapa ingin menjadi guru? Apakah dia merasa cocok mejadi guru? Dan berbagai pertanyaan lainnya yang menggali sehingga kita bisa mempertimbangkan.
Bisa saja kita yang salah, sebenarnya anak kita sangat cocok mejadi guru, hanya saja kita yang kurang memahami anak kita. Jika memang dia tidak cocok menjadi guru, atau cita-citanya ke arah yang tidak baik, cobalah bicara dengan jalan yang mengarahkan sehingga seolah-olah keputusan yang diambil adalah pendapat dia sendiri.
Terlalu Mempermasalahkan Hal Kecil
Anak-anak atau pasangan adalah manusia yang penuh dengan kekuaran sebagaimana diri kita. Pasti akan banyak kekurangan dan kesalahan dari apa yang mereka lakukan.
Maksud hati ingin memperbaiki, namun jika over dosis, akan sebaliknya. Misalnya kita selalu mengomeli kesalaha-kesalahan anak atau pasangan. Apa yang tanpa kita sadari ditanamkan ke dalam pikiran mereka adalah “saya selalu salah”.
Ini akan menurunkan motivasi mereka juga menurunkan kepercayaan diri Anda. Kita ingin keluarga kita sukses, tetapi kita sendiri yang malah merusak mental mereka.
Memperbaiki Motivasi Dalam Keluarga
Lalu, bagaimana jika kita terlanjut melakukan praktek-praktek yang salah sebelumnya. Motivasi dalam keluarga sudah kurang baik. Masihkah bisa diperbaiki?
Tidak ada kata terlambat. Itu jauh lebih baik dibandingkan kita tidak menyadarinya sama sekali. Kesadaran adalah awal dari perbaiki.
Langkah pertama, perbaiki komunikasi seperti dijelaskan diatas.
Langkah kedua, ganti kata-kata yang lebih menguatkan kepada anggota keluarga kita ketimbang kata-kata yang malah meruntuhkan.
Memang sulit, karena kebanyakan orang lebih pandai mendemotivasi ketimbang memotivasi.
Langkah ketiga, kembangkan sikap memaklumi akan kekurangan dan kesalahan anggota keluarga kita.
Langkah keempat, lakukan perbaikan secara bertahap dan strategis. Kata-kata yang bernada ngomel, marah, dan terus menyalahkan sering kali datang karena kita ingin segera mengubah.
Pikirkan langkah strategis untuk memperbaiki kekurangan keluarga kita, bukan dengan memarahai terus dan mengomelinya terus yang sebenarnya sudah terbukti tidak efektif bahkan merusak.
Kejadian yang terjadi pada hidup Thomas Alpha Edison ini bisa memberikan inspirasi bagi orang tua bagaimana menumbuhkan motivasi kepada anaknya.
Dan tidak kalah menarik, cerita ini:
Seorang bocah mungil sedang asyik bermain-main tanah. Sementara sang ibu sedang menyiapkan jamuan makan yang diadakan sang ayah. Belum lagi datang para tamu menyantap makanan, tiba-tiba kedua tangan bocah yang mungil itu menggenggam debu. Ia masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu diatas makanan yang tersaji.
Tatkala sang ibu masuk dan melihatnya, sontak beliau marah dan berkata: “idzhab ja’alakallahu imaaman lilharamain,” yang artinya “Pergi kamu…! Biar kamu jadi imam di Haramain…!”
Dan SubhanAllah, kini anak itu telah dewasa dan telah menjadi imam di masjidil Haram…!! Tahukah kalian, siapa anak kecil yang di doakan ibunya saat marah itu…?? Beliau adalah Syeikh Abdurrahman as-Sudais, Imam Masjidil Haram yang nada tartilnya menjadi favorit kebanyakan kaum muslimin di seluruh dunia. Sumber.
Nah, yuk kita perhatikan motivasi dalam keluarga, jadilah anggota keluarga yang menumbuhkan semangat dan motivasi bukan malah merusahknya.
Baca Juga :
Mengapa motivasi dalam keluarga sangat penting? Keluarga adalah tempat tinggal landas kita. Jika tinggal landas kita baik, maka kita pun bisa terbang dengan baik. Artinya jika kita berangkat dari rumah diiringi dengan dorongan semangat, tentu akan membuat kerja kita menjadi lebih bersemangat pula.
Sebaliknya jika kondisi keluarga kita kurang kondusif, hal ini bisa terbawa ke tempat kerja kita sehingga bisa saja kita bekerja dengan motivasi yang kurang. Jika Anda kurang Motivasi dalam Keluarga, bisa jadi anak Anda hancur bukan dari pengaruh luar, tetapi dari dalam keluarga sendiri.
Bisa jadi suami bekerja dengan motivasi yang salah, jika motivasi dalam keluarga salah. Bisa jadi suami bekerja tanpa semangat jika Motivasi dalam Keluarga dalam lemah.
Oleh karena itu jangan sepelekan masalah motivasi dalam keluarga. Bukan saja kita yang memerlukan dukungan motivasi tetapi pasangan kita dan juga anak kita memerlukan dukungan motivasi agar mereka bisa berprestasi juga. Dalam keluarga kita perlu saling memberikan motivasi satu sama lain.
Sayang sekali, dari pengamatan saya, malah banyak yang sebaliknya. Bukan saling memberikan motivasi tetapi justru saling meruntuhkan.
Motivasi bisa muncul saat kondisi emosi kita sedang baik. Kondisi emosi sangat dipengaruhi oleh cara kita berkomunikasi. Oleh karena itu kita perlu memahami cara komunikasi yang baik agar terjadi saling menumbuhkan motivasi diantara keluarga.
3 Strategi Motivasi dalam Keluarga Yang Bisa Anda Lakukan
Yang pertama, usahakan komunikasi kita membawa kepada kegembiraan. Bisa dilakukan sambil terseyum, sambil bercanda, dan cara-cara lain yang menyenangkan. Kita juga perlu melihat saat yang tepat untuk membicarakan sesuatu masalah yang berat, jangan asal ngomong.
Yang kedua ialah pilihan kata yang baik. Jangan menggeneralisir sesuatu, apa lagi kekurangan. Sebagai contoh saat anak kita mendapat nilai jelek untuk matematika, jangan mengatakan anak kita bodoh, karena bisa saja dia kurang mampu dalam matematika tetapi bagus untuk hal yang lainnya. Begitu juga satu kesalahan jangan terlalu dihubung-hubungkan dengan masalah yang lain.
Yang ketiga ialah berikan arahan dan dukungan. Hindari kesan melarang, terutama kepada anak-anak. Larangan bisa mengurangi motivasi seseorang, maka kita harus pandai meramu cara berkomunikasi agar tidak terkesan melarang sesuatu yang kita tidak setujui, yaitu dengan mengarahkan.
Sementara dukungan akan memberikan tambahan motivasi bagi seseorang, oleh karena itu, jika kebutulan setuju dengan apa yang dilakukan oleh salah satu keluarga kita, maka berikanlah dukungan.
Kesalahan Yang Perlu Dihindari
Memvonis Hal Buruk
Seringkali orang tua yang bermaksud menasihati anaknya, malah mendemotivasi. Sebagai contoh, saat anak mengemukakan cita-citanya, misalnya ingin menjadi seorang guru. Kita langsung bicara:
“Kamu itu tidak sabaran, tidak cocok menjadi guru!”
Apa kira-kira yang dirasakan oleh anak kita? Semangat dia bisa menjadi drop, dia bisa kehilangan motivasi, bukan saja untuk menjadi guru, tetapi untuk menjadi yang lainnya. Mengapa? Karena motivasinya untuk berprestasi sudah hilang.
Cobalah dialog lebih dalam sebelum Anda memberi vonis, tanyakan mengapa ingin menjadi guru? Apakah dia merasa cocok mejadi guru? Dan berbagai pertanyaan lainnya yang menggali sehingga kita bisa mempertimbangkan.
Bisa saja kita yang salah, sebenarnya anak kita sangat cocok mejadi guru, hanya saja kita yang kurang memahami anak kita. Jika memang dia tidak cocok menjadi guru, atau cita-citanya ke arah yang tidak baik, cobalah bicara dengan jalan yang mengarahkan sehingga seolah-olah keputusan yang diambil adalah pendapat dia sendiri.
Terlalu Mempermasalahkan Hal Kecil
Anak-anak atau pasangan adalah manusia yang penuh dengan kekuaran sebagaimana diri kita. Pasti akan banyak kekurangan dan kesalahan dari apa yang mereka lakukan.
Maksud hati ingin memperbaiki, namun jika over dosis, akan sebaliknya. Misalnya kita selalu mengomeli kesalaha-kesalahan anak atau pasangan. Apa yang tanpa kita sadari ditanamkan ke dalam pikiran mereka adalah “saya selalu salah”.
Ini akan menurunkan motivasi mereka juga menurunkan kepercayaan diri Anda. Kita ingin keluarga kita sukses, tetapi kita sendiri yang malah merusak mental mereka.
Memperbaiki Motivasi Dalam Keluarga
Lalu, bagaimana jika kita terlanjut melakukan praktek-praktek yang salah sebelumnya. Motivasi dalam keluarga sudah kurang baik. Masihkah bisa diperbaiki?
Tidak ada kata terlambat. Itu jauh lebih baik dibandingkan kita tidak menyadarinya sama sekali. Kesadaran adalah awal dari perbaiki.
Langkah pertama, perbaiki komunikasi seperti dijelaskan diatas.
Langkah kedua, ganti kata-kata yang lebih menguatkan kepada anggota keluarga kita ketimbang kata-kata yang malah meruntuhkan.
Memang sulit, karena kebanyakan orang lebih pandai mendemotivasi ketimbang memotivasi.
Langkah ketiga, kembangkan sikap memaklumi akan kekurangan dan kesalahan anggota keluarga kita.
Langkah keempat, lakukan perbaikan secara bertahap dan strategis. Kata-kata yang bernada ngomel, marah, dan terus menyalahkan sering kali datang karena kita ingin segera mengubah.
Pikirkan langkah strategis untuk memperbaiki kekurangan keluarga kita, bukan dengan memarahai terus dan mengomelinya terus yang sebenarnya sudah terbukti tidak efektif bahkan merusak.
Kejadian yang terjadi pada hidup Thomas Alpha Edison ini bisa memberikan inspirasi bagi orang tua bagaimana menumbuhkan motivasi kepada anaknya.
Dan tidak kalah menarik, cerita ini:
Seorang bocah mungil sedang asyik bermain-main tanah. Sementara sang ibu sedang menyiapkan jamuan makan yang diadakan sang ayah. Belum lagi datang para tamu menyantap makanan, tiba-tiba kedua tangan bocah yang mungil itu menggenggam debu. Ia masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu diatas makanan yang tersaji.
Tatkala sang ibu masuk dan melihatnya, sontak beliau marah dan berkata: “idzhab ja’alakallahu imaaman lilharamain,” yang artinya “Pergi kamu…! Biar kamu jadi imam di Haramain…!”
Dan SubhanAllah, kini anak itu telah dewasa dan telah menjadi imam di masjidil Haram…!! Tahukah kalian, siapa anak kecil yang di doakan ibunya saat marah itu…?? Beliau adalah Syeikh Abdurrahman as-Sudais, Imam Masjidil Haram yang nada tartilnya menjadi favorit kebanyakan kaum muslimin di seluruh dunia. Sumber.
Nah, yuk kita perhatikan motivasi dalam keluarga, jadilah anggota keluarga yang menumbuhkan semangat dan motivasi bukan malah merusahknya.
Baca Juga :