Hidup Tak Semudah Kata Motivator
Minggu, 04 Desember 2016
Hidup Tak Semudah Kata Motivator, So What?
Saat ada orang yang mengatakan, Hidup Tak Semudah Kata Motivator, saya setuju. Memang benar, hidup tidak semudah kata-kata. Kata-kata hanyalah garis tinta diatas kertas atau rangkaian huruf digital di komputer atau ponsel Anda. Sementara hidup penuh dengan kerja keras dan berbagai masalah yang ditemui.
Betul sekali.
Pertanyaannya, terus apa?
Jika Anda mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator, terus bagaimana?
Orang yang mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator, mungkin karena dia sudah mendengarkan kata-kata motivator di TV, ikut seminar motivasi, atau membaca kata-kata motivasi di social media. Artinya dia sudah membaca nasihat. Kemudian dia mengatakan tidak semudah itu.
Contoh sederhana.
Misalnya seorang motivator dia memotivasi seseorang agar kerja keras. Tentu dengan berbagai variasi kalimat yang memotivasi dan menginspirasi.
Kemudian orang yang dimotivasi itu mengatakan, “Tetapi kerja keras itu tidak semudah kata-kata.”
Terus apa manfaat bagi orang itu?
Tetap saja harus kerja keras bukan?
Kerja keras memang tidak semudah kata-kata. Tetap saja harus kerja keras bukan? Sang motivator mendorong seseorang untuk bekerja keras, agar orang itu berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan atau terlepas masalah yang dia hadapi.
Lalu, salah motivator apa?
“Tapi, motivator tersebut ngomong doang!”
Ya iyalah … namanya juga motivator. Kalau nggak ngomong (nulis) bagaimana mau memotivasi orang?
“Tapi, saya bingung mau bertindak apa.”
Nah kalau begitu, yang bermasalah adalah orang tersebut. Masalahnya kurang ilmu. Bingung tanda kurang ilmu. Bingung tandanya orang itu harus belajar, supaya mengetahui apa yang perlu dilakukan.
“Tapi, motivator itu tidak mengajarkan saya.”
Tugas dia adalah memotivasi. Namanya juga motivator. Untuk belajar Anda bisa belajar kemana saja. Bisa membaca buku, bisa membeli ebook, membeli video, ikut pelatihan, dan sebagainya.
Kalau sang motivator mau mengajari seseorang, maka dia berlanjut sebagai trainer atau pelatih atau pengajar, sudah bukan motivator lagi. Tentu beda bayarannya, ada tambahan. He he.
Kalau orang mendampingi seseorang, namanya coach. Beda lagi bayarannya. Kalau orang yang memecahkan masalah namanya konsultan, lebih mahal lagi tuh.
Dan, kita bisa belajar, bisa mendapatkan pelajaran, bisa mendapatkan bimbingan, dan solusi tidak perlu dari orang yang sama. Dan tentu ada bayarannya kalau Anda menggunakan orang profesional. Nyuci baju juga kalau nyuruh laundry bayar, karena laundry tukang cuci profesional. Kalau mau gratis, nyuci sendiri atau suruh anak atau adik kita.
Begitu juga jika kita ingin mendapatkan bantuan. Kalau menggunakan tenaga profesional, ya bayar lah. Kalau mau gratis, coba minta bantuan orang tua, saudara, atau teman.
Satu Hal Penting Bagi Yang Mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator
Bagi seseorang, saya tidak mengatakan Anda ya, yang masih mengatakan kalimat ini, Hidup Tak Semudah Kata Motivator, jangan dengarkan motivator.
Biarlah motivator bicara bagi mereka yang membutuhkan motivasi, dorongan, dan nasihat. Jika tidak perlu, buat apa mendengarkan motivator termasuk membaca artikel di website ini?
Saya tidak bisa mengatakan sepeda motor itu percuma dibuat dengan alasan saya tidak butuh. Kenyataanya, masih banyak orang yang membutuhkan sepeda motor. Jadi saya tidak perlu memaki pembuat sepeda motor bukan?
Orang yang tidak perlu lagi motivator artinya dia tidak tidak perlu lagi nasihat, tidak perlu lagi dorongan, tidak perlu lagi inspirasi, dan sebagainya yang membuat dia bertindak.
Orang yang seperti ini ada dua kemungkinan. Pertama dia memang sudah hebat, tidak perlu lagi dorongan orang lain. Dia sudah bekerja keras dan sudah mengetahui apa yang dia lakukan.
Kedua orang-orang yang memang tidak mau menerima nasihat bahkan bisa jadi sebenarnya dia malas sehingga merasa tidak nyaman saat mendengar nasihat yang mendorong dia bertindak.
Terlepas kemungkinan yang mana, pertama atau kedua, tetap saja tidak baik berkata negatif atau memaki motivator.
Memangnya Motivator Sudah Sempurna?
Jika seandainya seseorang menunggu sempurna untuk dakwah, maka yang dakwah cuma para nabi saja. Dakwah sudah selesai 14 abad yang lalu. Dakwah tidak harus menunggu sempurna.
Begitu juga motivator, tidak perlu menunggu sempurna untuk menjadi motivator. Tidak ada seorang pun yang pernah saya dengar, seorang motivator yang mengaku dirinya sempurna.
Nasihat tidak perlu datang dari orang yang sempurna. Jika ada seorang yang tidak punya mobil, menasihati Anda supaya mengecek rem sebelum berangkat, apa perlu diabaikan? “Ah dia sendiri tidak punya mobil, ngapain dengerin dia”.
Anda pun berangkat, kemudian saat ditanjakan curam rem Anda blong. Padahal seharusnya sudah bisa diantisipasi sejak awal. Anda menolak nasihat, gara-gara yang memberi nasihat tidak punya mobil.
Baca Juga :
Saya kira, tidak ada manfaatnya mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator. Jika Anda mendapatkan manfaat dari seorang motivator, dengarkan dan ikuti sarannya. Jika tidak, ya sudah, berarti para motivator itu bukan untuk Anda.
Jangan sampai, kita (termasuk saya) menjadi orang yang karena kesombongan, menolak menolak nasihat, dan malas sehingga mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator.
Saat ada orang yang mengatakan, Hidup Tak Semudah Kata Motivator, saya setuju. Memang benar, hidup tidak semudah kata-kata. Kata-kata hanyalah garis tinta diatas kertas atau rangkaian huruf digital di komputer atau ponsel Anda. Sementara hidup penuh dengan kerja keras dan berbagai masalah yang ditemui.
Betul sekali.
Pertanyaannya, terus apa?
Jika Anda mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator, terus bagaimana?
Orang yang mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator, mungkin karena dia sudah mendengarkan kata-kata motivator di TV, ikut seminar motivasi, atau membaca kata-kata motivasi di social media. Artinya dia sudah membaca nasihat. Kemudian dia mengatakan tidak semudah itu.
Contoh sederhana.
Misalnya seorang motivator dia memotivasi seseorang agar kerja keras. Tentu dengan berbagai variasi kalimat yang memotivasi dan menginspirasi.
Kemudian orang yang dimotivasi itu mengatakan, “Tetapi kerja keras itu tidak semudah kata-kata.”
Terus apa manfaat bagi orang itu?
Tetap saja harus kerja keras bukan?
Kerja keras memang tidak semudah kata-kata. Tetap saja harus kerja keras bukan? Sang motivator mendorong seseorang untuk bekerja keras, agar orang itu berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan atau terlepas masalah yang dia hadapi.
Lalu, salah motivator apa?
“Tapi, motivator tersebut ngomong doang!”
Ya iyalah … namanya juga motivator. Kalau nggak ngomong (nulis) bagaimana mau memotivasi orang?
“Tapi, saya bingung mau bertindak apa.”
Nah kalau begitu, yang bermasalah adalah orang tersebut. Masalahnya kurang ilmu. Bingung tanda kurang ilmu. Bingung tandanya orang itu harus belajar, supaya mengetahui apa yang perlu dilakukan.
“Tapi, motivator itu tidak mengajarkan saya.”
Tugas dia adalah memotivasi. Namanya juga motivator. Untuk belajar Anda bisa belajar kemana saja. Bisa membaca buku, bisa membeli ebook, membeli video, ikut pelatihan, dan sebagainya.
Kalau sang motivator mau mengajari seseorang, maka dia berlanjut sebagai trainer atau pelatih atau pengajar, sudah bukan motivator lagi. Tentu beda bayarannya, ada tambahan. He he.
Kalau orang mendampingi seseorang, namanya coach. Beda lagi bayarannya. Kalau orang yang memecahkan masalah namanya konsultan, lebih mahal lagi tuh.
Dan, kita bisa belajar, bisa mendapatkan pelajaran, bisa mendapatkan bimbingan, dan solusi tidak perlu dari orang yang sama. Dan tentu ada bayarannya kalau Anda menggunakan orang profesional. Nyuci baju juga kalau nyuruh laundry bayar, karena laundry tukang cuci profesional. Kalau mau gratis, nyuci sendiri atau suruh anak atau adik kita.
Begitu juga jika kita ingin mendapatkan bantuan. Kalau menggunakan tenaga profesional, ya bayar lah. Kalau mau gratis, coba minta bantuan orang tua, saudara, atau teman.
Satu Hal Penting Bagi Yang Mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator
Bagi seseorang, saya tidak mengatakan Anda ya, yang masih mengatakan kalimat ini, Hidup Tak Semudah Kata Motivator, jangan dengarkan motivator.
Biarlah motivator bicara bagi mereka yang membutuhkan motivasi, dorongan, dan nasihat. Jika tidak perlu, buat apa mendengarkan motivator termasuk membaca artikel di website ini?
Saya tidak bisa mengatakan sepeda motor itu percuma dibuat dengan alasan saya tidak butuh. Kenyataanya, masih banyak orang yang membutuhkan sepeda motor. Jadi saya tidak perlu memaki pembuat sepeda motor bukan?
Orang yang tidak perlu lagi motivator artinya dia tidak tidak perlu lagi nasihat, tidak perlu lagi dorongan, tidak perlu lagi inspirasi, dan sebagainya yang membuat dia bertindak.
Orang yang seperti ini ada dua kemungkinan. Pertama dia memang sudah hebat, tidak perlu lagi dorongan orang lain. Dia sudah bekerja keras dan sudah mengetahui apa yang dia lakukan.
Kedua orang-orang yang memang tidak mau menerima nasihat bahkan bisa jadi sebenarnya dia malas sehingga merasa tidak nyaman saat mendengar nasihat yang mendorong dia bertindak.
Terlepas kemungkinan yang mana, pertama atau kedua, tetap saja tidak baik berkata negatif atau memaki motivator.
Memangnya Motivator Sudah Sempurna?
Jika seandainya seseorang menunggu sempurna untuk dakwah, maka yang dakwah cuma para nabi saja. Dakwah sudah selesai 14 abad yang lalu. Dakwah tidak harus menunggu sempurna.
Begitu juga motivator, tidak perlu menunggu sempurna untuk menjadi motivator. Tidak ada seorang pun yang pernah saya dengar, seorang motivator yang mengaku dirinya sempurna.
Nasihat tidak perlu datang dari orang yang sempurna. Jika ada seorang yang tidak punya mobil, menasihati Anda supaya mengecek rem sebelum berangkat, apa perlu diabaikan? “Ah dia sendiri tidak punya mobil, ngapain dengerin dia”.
Anda pun berangkat, kemudian saat ditanjakan curam rem Anda blong. Padahal seharusnya sudah bisa diantisipasi sejak awal. Anda menolak nasihat, gara-gara yang memberi nasihat tidak punya mobil.
Baca Juga :
Saya kira, tidak ada manfaatnya mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator. Jika Anda mendapatkan manfaat dari seorang motivator, dengarkan dan ikuti sarannya. Jika tidak, ya sudah, berarti para motivator itu bukan untuk Anda.
Jangan sampai, kita (termasuk saya) menjadi orang yang karena kesombongan, menolak menolak nasihat, dan malas sehingga mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator.