8 Ciri Pekerjaan Yang Harus Ditinggalkan

www.theo-sonatha.blogspot.co.id Pekerjaan Anda akan menjadi bagian paling penting dalam hidup Anda karena sebagian besar waktu Anda setelah dewasa (>20 tahun) akan dihabiskan untuk berkarir dan bekerja.

Menentukan pekerjaan atau profesi adalah pilihan yang paling krusial sepanjang perjalanan hidup Anda khususnya di masa muda. Maka dari itu, janganlah sia-siakan masa mudamu untuk bekerja ditempat/lingkungan yang salah.

“Bagaimana saya bisa tahu mana pekerjaan yang buruk dan mana yang tidak?”

Sebelum memutuskan untuk terjun kedalam sebuah pekerjaan, perhatikanlah 8 Ciri Pekerjaan Yang Harus Ditinggalkan berikut ini, jika Anda menemukan ciri-ciri seperti ini maka jangan buang-buang waktu untuk mencobanya (kecuali Anda hanya sekedar mencari uang/pengalaman).
http://theo-sonatha.blogspot.com/2016/08/8-ciri-pekerjaan-yang-harus-ditinggalkan.html

1. Semua orang bisa melakukannya, dengan kata lain semua orang bisa menggantikan Anda kapan saja

Kalau tujuan Anda hanya “mencari uang” maka silahkan bekerja disitu, tapi kalau tujuan Anda adalah “masa depan yang lebih baik”, maka saya tidak yakin pekerjaan macam ini bisa memberikan masa depan yang cerah.

Yang lebih buruk lagi adalah Anda bisa dipecat/diberhentikan kapan saja, toh semua orang bisa menggantikan Anda, artinya sangat sulit untuk bisa “dihargai” baik secara materi dan profesional didalam pekerjaan ini.

2. Dibagian job deskripsi tertulis: “bersedia bekerja dibawah tekanan”

Ini sebenarnya relatif tergantung bagaimana cara Anda bekerja.

Ada orang yang suka bekerja dibawah tekanan, dan ada mereka yang malah jadi tidak produktif kalau ditekan. Khususnya mereka yang bekerja dibidang kreatif/seni biasanya akan kesulitan kalau bekerja dibawah tekanan, coba bayangkan kalau Anda disuruh:
  • Membuat 5-10 artikel original & berkualitas setiap hari
  • Membuat 1 desain logo untuk klien setiap hari
  • Membuat video YouTube setiap hari
Bagaimana hasilnya? Kemungkinan besar hasil kualitasnya abal-abal dan tidak maksimal.

Ada pekerjaan yang justru tidak boleh mengkondisikan pekerjanya dibawah tekanan, ada pekerjaan yang harus dibawa “fun & relax”, jadi pertimbangkan dahulu apakah Anda sanggup bekerja dengan kondisi seperti itu.

3. Anda harus membayar

Kedengarannya lucu, tapi pekerjaan seperti ini betul-betul ada dan mengharuskan pelamar kerjanya membayar sejumlah uang untuk menjadi karyawan di perusahaan tersebut.

Sudah jelas tujuan kita bekerja adalah mencari uang, bukan mengeluarkan uang.

http://theo-sonatha.blogspot.com/2016/08/8-ciri-pekerjaan-yang-harus-ditinggalkan.html

Beberapa cara mereka menguras uang Anda seperti:
  • Mengharuskan Anda mengikuti pelatihan/training berbayar
  • Biaya administrasi, psikotes, medical check dan sebagainya
  • Mewajibkan Anda membeli peralatan, tools, seragam, atau alat penunjang kerja lainnya
Intinya jangan bekerja ditempat yang malah mengharuskan Anda membayar untuk bergabung. Kemungkinan besar ini adalah penipuan, skema piramid, MLM, dan sejenisnya.

4. Perusahaan tidak memiliki reputasi yang jelas

Sebuah bisnis yang serius apalagi level perusahaan pastinya memiliki reputasi yang jelas, setidaknya perusahaan tersebut memiliki website atau reputasi online di internet.

Tidak ada salahnya Anda cari/search dulu di Google tentang perusahaan tersebut.

Ada beberapa perusahaan yang saya telusuri di Google dan hasilnya ternyata sangat buruk, beberapa orang yang pernah bekerja disana mengatakan perusahaan itu adalah bisnis MLM yang menipu, dan sebagainya.

Memang semua yang ada di internet itu belum tentu 100% benar, bukan berarti Anda harus menjauhi perusahaan/kantor yang memiliki image negatif di internet. Mungkin saja orang-orang memberi feedback negatif karena ada sesuatu yang lain dimana mereka tidak cocok dengan pekerjaan tersebut.

Namun memiliki informasi lebih dari internet bisa menambah wawasan Anda tentang perusahaan tersebut dan tidak selalu menerima mentah-mentah apa yang perusahaan tersebut katakan.

5. Anda disuruh merekrut orang lain

Apapun tujuannya kalau sudah ada kecenderungan untuk mengajak/merekrut orang lain supaya bergabung, kemungkinan besar ini adalah skema piramid/MLM.

Kecuali pekerjaan itu adalah bagian HRD/perekrutan maka sangat tidak logis kalau Anda disuruh mengajak orang lain untuk bergabung, mungkin Anda bisa bertanya kepada perusahaan tersebut mengapa Anda diharuskan merekrut orang lain.

Saya tidak mengatakan semua bisnis/perusahaan yang menggunakan skema ini pasti menipu, tapi tidak ada alasan realistis yang jelas jika sebuah bisnis menambah jumlah pekerjanya tanpa tujuan tertentu.

Kemungkinannya ada 2:

1. Mereka butuh tenaga kerja yang lebih
2. Mereka ingin membawa kabur uang para karyawannya (skema piramid/MLM)

Kalaupun mereka butuh tenaga kerja lebih juga tidak mungkin menyuruh para karyawannya untuk merekrut orang lain, karena asal merekrut seseorang bisa merugikan kas perusahaan secara sia-sia.

Pasti sudah ada divisi HRD/manager yang mengatur bagian perekrutan ini, kecuali posisi Anda adalah seorang HRD/manager, maka jangan coba-coba bekerja diperusahaan yang menyuruh Anda untuk mengajak orang lain untuk bergabung.

6. Terlalu banyak iming-iming yang tidak realistis

Contohnya perusahaan tersebut akan memberikan janji manis seperti penghasilan tanpa batas bagi siapa saja, mahasiswa, ibu rumah tangga, karyawan, dan siapapun bisa bergabung (low entry-level).

Jika sifatnya “too good to be true”, berhati-hatilah karena pasti selalu ada udang dibalik batu.

Mungkin saja setelah bergabung Anda malah diperas, dimana Anda harus menghasilkan penjualan/sales yang tidak logis untuk keuntungan perusahaan tersebut.

Begini saja contohnya (ini hanya contoh ya, jangan terlalu dianggap serius):

Saya memiliki e-commerce yang menjual barang-barang elektronik. Namun penjualan saya tidak begitu bagus karena kompetitor punya konsep bisnis yang lebih baik seperti marketplace dimana penjual dan pembeli bisa langsung bertemu dan bertransaksi secara langsung tanpa perantara.

Namun saya ga mau kalah, saya coba trik baru dimana saya memanfaatkan pengguna/user sebagai “tenaga marketing”, saya buat konsep affiliate marketing dimana user yang mempromosikan produk e-commerce saya akan mendapatkan komisi 5-10%. Atau lebih menggiurkan lagi saya berikan komisi Rp 50.000,- jika user tersebut bisa membawa penjualan/sales sebesar Rp 75.000,-.

Saya tahu kalau konversi salesnya sangat kecil (karena saya sendiri jualnya aja susah, apalagi orang lain), akhirnya para user yang memarketingkan produk saya ini sangat sedikit yang bisa menghasilkan sales dan mendapat komisi.

Dari total 1.000 user yang bergabung dengan affiliate ini, paling hanya 5 orang yang menghasilkan sales (itupun juga tidak seberapa). Tapi yang jauh lebih penting adalah efek network dari 1.000 user yang sudah mempromosikan e-commerce saya sangat luar biasa, mereka dengan baik hati menjadi “cheap marketing” bisnis saya hanya karena saya iming-imingi “bergabunglah dengan affiliate ini dan dapatkan potensi income tanpa batas”.

Dengan kata lain saya bisa mendapatkan 1.000 backlink/free promotion dari berbagai medium entah itu melalui blog, forum, dan sosial media user, dan saya hanya mengeluarkan budget 1/1.000 dari biaya marketing yang biasanya.

Mereka dengan polosnya bergabung dan memarketingkan e-commerce saya padahal ujung-ujungnya mereka tidak akan mendapat komisi yang saya iming-imingkan diawal karena saya tahu sekali kalau konversi bisnis ini sangat kecil apalagi dari affiliate marketing, ditambah lagi mereka tidak akan pernah tahu apakah mereka berhasil menghasilkan penjualan atau tidak karena saya buat sistemnya tidak transparan, mereka hanya bisa melihat dashboard affiliate dan cookies referral saja tapi untuk konversi sales/penjualannya tetap berada diluar kendali mereka (muahahaha).

Tentu saya hanya bercanda, saya tidak tahu apakah ada kejadian seperti itu atau tidak, kasus diatas kurang lebih hanya ilustrasi saja, bagaimana seseorang diluar sana bisa memanfaatkan Anda dengan iming-iming yang tidak realistis, ingat bisnis yang paling menguntungkan itu adalah bisnis yang memanfaatkan kebodohan/kepolosan manusia.

Semoga saja Anda mendapat pesan yang tersirat dari contoh kecil diatas.

7. Deskripsi job tidak jelas dan cenderung disembunyikan

Teman saya pernah bekerja sebagai posisi “management trainee” disebuah perusahaan bank, dan dia melamar disana tanpa tahu apa yang akan dikerjakan nantinya. Hasilnya? Ternyata dia menjadi marketing/salesman kartu kredit, pekerjaannya kurang lebih menawarkan kepada nasabah untuk menggunakan kartu kredit dan dia sangat membenci pekerjaannya tersebut.

Mengapa?
  • Pertama, dia tidak tahu kalau dia ternyata akan bekerja menawarkan kartu kredit kepada nasabah.
  • Kedua, dia ditargetkan oleh atasannya sehingga memaksa dia untuk membuat nasabah apply kartu kredit dengan cara apapun, yang akhirnya banyak tekanan dan stress karena dia sering tidak memenuhi target yang sudah ditetapkan.
  • Ketiga, dia akan terkena penalty (uang) jika keluar/resign sebelum masa kontraknya habis (1 tahun).
Bukan berarti bekerja di bank atau kartu kredit itu tidak menyenangkan, apa yang ingin saya sampaikan disini adalah pahami dulu apa yang akan Anda lakukan dalam pekerjaan tersebut, kalau memang Anda tidak mau melakukannya ya jangan dilakukan, kalau membayangkannya saja sudah malas, maka jangan buang-buang waktu disana.

Ingat beberapa perusahaan sering sekali menyembunyikan deskripsi pekerjaan yang diberikan, hanya memberi review/penjelasan singkat dan tidak menggambarkan pekerjaannya dengan detail. Terkadang judul posisinya pun dibuat missleading, seperti “assistant” eh ternyata kerjanya jadi pembantu, atau “transportation associate” eh taunya malah jadi supir.

8. Anda digaji dengan tidak layak

Apa yang menjadi patokan layak tidaknya besar sebuah gaji tergantung dari siapa orangnya.

Ada yang menganggap gaji 5 juta sebulan sudah sangat besar, ada yang menganggap gaji 10 juta per bulan masih kurang dari cukup, jadi semua kembali pada perspektif masing-masing individu.

Semua tergantung dari kebutuhan dan gaya hidup (lifestyle) Anda. Perhatikan juga beban kerjanya apakah worth it dengan gaji yang diberikan, ada perusahaan yang membebankan pekerjaan seorang supervisor kepada karyawan entry-level dengan gaji UMR.

Bagaimana cara mengetahui berapa gaji yang layak Anda terima?

Karena ini relatif, maka cara menentukan standar gaji Anda biasanya dengan membandingkan dengan teman atau orang lain yang bekerja dibidang/tempat yang sama. Anda bisa cari di website/forum berapa gaji yang diterima untuk setiap level-level yang ada, contoh beberapa website yang memiliki database tentang gaji perusahaan adalah Qerja, Jobplanet, dan subforum Kaskus kategori dunia kerja & profesi.

Pada akhirnya Andalah yang memutuskan mau bekerja dimana dan bekerja untuk siapa. Jadi jangan sampai salah memilih pekerjaan dan jangan sampai salah memilih atasan.

Kalau sudah salah bagaimana?

Ya cari pekerjaan lainnya atau freelance atau coba berbisnis, bahkan Anda bisa bekerja sambil freelance/bisnis kecil-kecilan jika Anda mau. Intinya adalah pekerjaan yang baik harus membawa kesejahteraan bukan hanya untuk perusahaan tetapi juga karyawannya (Anda).

Tidak apa-apa jika Anda bekerja ditempat yang salah, namun jangan berlama-lama disitu, siapkan rencana baru (evil plan), dan disaat yang tepat segera pindah ketempat yang lebih baik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel