Haruskah Kita Hidup Selalu Mengikuti Passion

Kita sering sekali didoktrin dengan konsep kesuksesan hidup yaitu: temukan apa yang Anda suka (passion), bekerja keras disana, dan akhirnya kesuksesan & kebahagiaan akan datang. Masalahnya adalah hal seperti ini hanya berlaku jika Anda memang memiliki kemampuan yang brilian dalam bidang tersebut dan passion itu memiliki value yang dibutuhkan orang lain.

Kebanyakan dari kita percaya dengan kata ajaib ini (passion), “andai saja saya tahu apa passion saya, dengan menemukan passion pasti saya akan sukses”… No, sayangnya tidak. Kenyataannya sangat pahit bahwa follow your passion terkadang bukanlah cara terbaik untuk sukses, hal ini bisa terjadi karena 2 hal :
  • Passion Anda kalah dalam persaingan (kompetisi)
  • Kalaupun Anda menang, tidak ada market yang membutuhkan passion tersebut
Mari kita bahas secara mendalam :
http://theo-sonatha.blogspot.com/2016/08/haruskah-kita-hidup-selalu-mengikuti.html

1. Passion adalah persaingan

Katakan saja Anda telah menemukan passion Anda yaitu menjadi pemain basket profesional. Tetapi apakah orang-orang yang memiliki passion (basket) tersebut hanya Anda? Ada ribuan bahkan jutaan orang lainnya yang memiliki passion serupa, dan mereka yang bisa sukses tentunya adalah mereka yang memiliki kemampuan/nilai lebih. Bukan berarti Anda harus menyerah jika ada persaingan, tetapi pastikan Anda mengerti kompetisinya dan sanggup bersaing di level yang sama. Bukan berarti dengan menyukai suatu hal (passion) akan membuat Anda menjadi hebat/ahli dalam bidang tersebut, justru yang sering terjadi adalah kebalikannya, begitu Anda melihat persaingan yang sulit dan merasa bahwa ternyata kemampuan/ilmu Anda tidak seberapa, disaat itulah passion Anda akan surut. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya ada 2 hal yang harus diperhatikan yaitu :
  • Passion = hasil
  • Passion = spesial
http://theo-sonatha.blogspot.com/2016/08/haruskah-kita-hidup-selalu-mengikuti.html
Dan mayoritas orang gagal karena poin yang pertama (passion=hasil). Bukan karena mereka kurang memiliki passion dalam hal tersebut, tetapi karena mereka tidak melihat hasil dari apa yang mereka perjuangkan. Anda perlu kemenangan/hasil untuk terus memperjuangkan passion Anda, entah itu secara skill, finansial, kebahagiaan, dan manfaat kepada orang lain. Dan ini hanya bisa terjadi jika Anda betul-betul hebat/ahli dalam bidang passion tersebut.

Karena itu saya selalu mengatakan bahwa passion bukanlah cara untuk meraih kesuksesan/kekayaan melainkan hanyalah salah satu jalan untuk kesana (masih ada ribuan cara lainnya), hanya saja definisi kesuksesan orang berbeda-beda, ada yang menganggap jika mereka bahagia maka mereka sukses, dalam hal ini tentu passion akan sangat membantu meraih kesuksesan (kebahagiaan) tersebut.

2. Tidak ada yang membutuhkan passion tersebut

Tidak peduli seberapa cerdas Anda, seberapa keras Anda bekerja, atau seberapa baik koneksi Anda, hampir mustahil rasanya untuk meraih kesuksesan dengan mengerjakan 100% passion Anda jika hal tersebut tidak dibutuhkan oleh orang lain.

Contoh jika Anda suka bermain rubik, lalu Anda membuat video tutorial berbagai teknik rubik, Anda mengoleksi berbagai jenis rubik dan membuat teknik solving dari semua rubik tersebut. Apakah Anda bisa sukses dengan terus berjuang disana? Mungkin, dengan catatan ada yang mau membayar Anda untuk bermain rubik. Atau Anda menjadi youtuber, mengupload video-video tutorial dan mendapatkan banyak audience.
http://theo-sonatha.blogspot.com/2016/08/haruskah-kita-hidup-selalu-mengikuti.html

Ada 2 problem yang harus Anda jawab yaitu :
  • Seberapa jauh Anda bisa berkembang dalam passion tersebut
  • Seberapa besar potensi market yang membutuhkannya
Katakan saja Anda sudah ahli dalam menguasai rubik 3×3, lalu Anda terus berkembang menguasai rubik 4×4, 5×5, 6×6, 7×7, bahkan sampai yang bentuknya bulat dan tidak beraturan. Kabar buruknya adalah, apakah orang lain juga tertarik dengan hal itu? Menjadi terlalu passionate/nerd/kreatif/spesifik justru membuat Anda menjadi tidak relevan dan tidak penting, dan pada titik ini apa yang Anda kerjakan tidak akan menghasilkan apapun kecuali kepuasan diri Anda sendiri.

Begini saja, jika Anda pergi ke bioskop dan melihat ada 2 film yang sedang ditayangkan, pertama adalah film tentang drama komedi dan percintaan, dan yang kedua adalah film tentang perjalanan biografi seorang ahli rubik, mana yang Anda pilih?

Hampir semua orang akan memilih yang pertama, karena jutaan orang juga menyukai genre tersebut. Ada sebab mengapa kategori film hanya itu-itu saja, cabang olahraga hanya itu-itu saja, bahkan pelajaranpun hanya itu-itu saja, jawabannya hanya satu: karena hal tersebut memang dibutuhkan oleh orang lain (relevan).
http://theo-sonatha.blogspot.com/2016/08/haruskah-kita-hidup-selalu-mengikuti.html

Begitu pula dengan passion Anda, jika Anda mendalami passion yang tidak begitu populer/umum, kemungkinan peluang sukses Anda akan kecil sekali. Anda boleh saja mencoba, siapa tahu Anda bisa menjadi pioneer yang sukses. Bukannya saya bermaksud menakut-nakuti tapi kenyataannya ini sangat sulit dilakukan terlebih jika keadaan Anda tidak mendukung baik secara finansial dan lingkungan (selain itu Anda juga harus betul-betul ahli dan pantang menyerah).

Berhati-hatilah karena follow your passion itu justru bisa menjebak dan menyesatkan. Dalam konteks kesuksesan (kaya) tidak semua passion harus diperjuangkan.

Follow your heart but take your brain with you. Ikuti kata hati Anda, tetapi jangan lupa bawa pikiran Anda bersamanya. Boleh berpikir idealis tapi jangan sampai Anda menjadi tidak realistis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel