Bagaimana Cara Membangun Reputasi Dari Nol

Mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana bisa membangun reputasi sedangkan kita tidak memiliki apa-apa pada awalnya, tidak ada koneksi/relasi dengan siapapun, tidak memiliki pengalaman apapun, dan tidak memiliki modal sedikitpun.

Jika Anda salah satu penari dalam tim dancer Agnes Monica, tidak ada yang peduli bagaimana Anda bisa menjadi orang tersebut. Orang-orang akan mengenal Anda sebagai dancer Agnes Monica. Gelar “dancer Agnes Monica” tersebut akan menjadi reputasi khusus dalam menjual layanan (dance) Anda kepada siapapun.

Kenyataannya adalah reputasi yang sering kita dengar tidak selalu sesuai dengan realitanya. Buku-buku “best-seller” yang sering dipajang didepan toko buku (padahal kita juga ga pernah tahu ada buku tersebut) akan lebih mudah terjual karena label “best-seller” tersebut. Mungkin saja penulis buku tersebut juga membeli bukunya sendiri untuk menaikkan angka penjualannya sendiri. Ketika penjualannya sudah tinggi, maka label “best-seller” tersebut telah menjadi realita.

Salah satu penulis dalam negeri seperti Raditya Dika juga mengalami hal serupa. Dia “bercerita” bahwa ibunya membeli bukunya sendiri dan membagi-bagikannya secara cuma-cuma. Mungkin terdengar bodoh tapi ada keuntungan yang didapat dari hal ini, yaitu:
  • Angka penjualan buku tersebut naik (dan pada akhirnya buku tersebut menjadi best-seller)
  • Orang-orang yang tadinya tidak tahu kalau buku tersebut ada menjadi tahu “keberadaan” buku tersebut. Dan terlebih kemungkinan mereka akan menceritakan buku tersebut kepada teman-temannya.
http://theo-sonatha.blogspot.com/2016/11/bagaimana-cara-membangun-reputasi-dari.html

Karena itu kita sering mendengar istilah “fake it till you make it”, jika Anda bisa meyakinkan orang lain bahwa Anda akan berhasil maka mereka akan mendukung Anda, memberi Anda kesempatan, dan percaya kepada Anda. Bill Gates juga pernah mengatakan hal serupa yaitu “If you can’t make it good, at least make it look good”. Mungkin terdengar kotor/kurang jujur namun percayalah hampir setiap orang yang sukses/diatas pasti pernah memainkan trik ini dalam hidupnya.

Jika Anda merasa tidak memiliki reputasi apapun, tidak memiliki koneksi yang spesial, dimanapun Anda berada, coba lakukanlah beberapa hal ini:
  • Lakukan sesuatu untuk influencer/artis. Bahkan sekedar mengedit fotonya, mendesain ulang karyanya, mengcover lagu-lagunya, apapun yang bisa menarik perhatian mereka. Cari cara apapun untuk bisa melakukan sesuatu bagi mereka, sekecil apapun itu, anggaplah mereka sebagai klien/customer pertama Anda.
  • Bekerjalah secara cuma-cuma kepada mereka yang memiliki reputasi. Mungkin terdengar merugikan, tetapi yang Anda perlukan hanyalah portofolio/experience untuk mendongkrak reputasi Anda. Tidak ada yang peduli apakah Anda dibayar atau tidak (orang akan berasumsi kalau Anda dibayar).
Reputasi yang Anda bangun akan terus terakumulasi. Jika Anda pernah menjadi karyawan magang di Google (walaupun tidak dibayar), maka status “Google” tidak akan pernah lepas seumur hidup dalam karir Anda. Setelah Anda mendapat reputasi pertama Anda, maka akan jauh lebih mudah untuk meningkatkan reputasi berikutnya dan cepat atau lambat Anda akan mendapatkan reputasi yang sejak awal Anda idamkan.

Nama besar akan lebih mudah menaikkan reputasi Anda. Kelihatannya sepeti Anda memanfaatkan orang-orang besar, tetapi jika Anda bisa membawa value yang berarti untuk orang-orang tersebut maka mereka akan membalas value tersebut dengan sesuatu yang lain. Terdengar ada maunya? Ya jelas semua orang ada maunya, everything is give and take, dan yang kita lakukan disini adalah simbiosis mutualisme, tidak merugikan siapapun. Bahkan jika orang tersebut tidak membalas value yang Anda berikan itu bukanlah sesuatu yang merugikan (nothing to lose).

Coba Anda bayangkan jika ada 2 pelamar kerja, yang pertama memiliki CV berderet mulai dari ketua osis saat SMA, berbagai kegiatan UKM mahasiswa dan puluhan jabatan/posisi panitia selama dikampus (kampus tidak terkenal), lalu magang di perusahaan yang tidak ternama. Yang kedua tidak pernah memiliki kegiatan spesial apapun, namun ia seorang lulusan UGM dan pernah magang di Google. Mana yang kemungkinan besar akan terpilih? Sebagian besar akan memilih yang kedua. Nama besar “UGM” dan “Google” adalah reputasi baik yang telah pelamar kedua dapatkan seumur hidupnya. Jika Anda tidak memiliki kesempatan berkuliah/bekerja untuk nama-nama besar tersebut cobalah alternatif lain yaitu melakukan sesuatu untuk menarik perhatian mereka. Atau jika tidak memungkinkan juga, maka cobalah mendongkrak diri Anda sendiri dengan usaha. Seperti membuat blog-pun bisa menjadi portofolio karir Anda. Atau coba buat channel youtube Anda sendiri dan unggah karya-karya kreatif Anda disana. If you can’t do something for others than do something for yourself.

Lalu bagaimana kalau nantinya orang-orang tahu bahwa kita memanipulasi reputasi kita diawal? Kita tidaklah seperti apa yang kita deskripsikan diawal?

Tidak ada yang salah dengan semua itu. Acara TV sering bikin kasus settingan, media buat berita settingan, artis buat gosip settingan (kerja sama management), bisnis mengklaim sudah memiliki omset/pengguna sekian juta (ngarang/lebay), karyawan ngarang gaji di perusahaan sebelumnya (saat melamar pindah kerja) dan manipulasi-manipulasi lainnya. Kenyataannya dunia bisnis dan karir memang penuh dengan manipulasi, hanya ada 2 hal yang terjadi pada akhirnya:
  • Anda gagal, dan tidak ada yang peduli
  • Anda berhasil, dan tetap tidak ada yang peduli
Choice is yours.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel