Asal Usul Manusia Menurut Sains, Agama, Alquran,dan Islam
Selasa, 09 Januari 2018
Kajian mengenai asal usul manusia masih merupakan kajian yang sangat menarik hingga sekarang. Dalam kajian keilmuan, asal usul manusia melalui tahapan evolusi dari mahluk yang belum sempurna menjadi lebih sempurna (homo sapiens). Maka dalam kajian manusia dalam sisi ilmu pengetahuan ini terdapat kesalahan entuistik yang dipandang para pemuka agama.
Pemuka agama Islam selalu memandang teori asal usul manusia sebagai teori yang sesat. termasuknseorang pendeta Nasrani Louis Pasteur yang mengungkap teori ini dari kajian agama maupun ilmiah. Hasilnya ternyata teori evolusi makhluk hidup itu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pada zaman nabi Musa as, ada suatu kaum yang dikutuk oleh Allah SWT, menjadi kera. Allah berfirman: “Dan sungguh, kamu telah mengetahui orang orang yang melakukan pelanggaran diantara kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan (mengutuk) kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina” (2:65)
Oleh karena sebagian besar dari Bani Israil masih mengetahui kisah kutukan menjadi kera, sehingga Allah Swt memerintahkan kepada Rosulullah Muhammad saw. Untuk menanyakan kepada mereka tantang kisah kutukan tersebut.
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu. di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (7: 163)
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata.: “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa. (7: 164)
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (7: 165)
Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina. (7: 166)
Faktanya bahwa mereka adalah suatu bangsa, yang hidup disuatu masa, jauh sebelum Nabi Muhammad Saw. Para Mufasirin sepakat yang dikutuk menjadi kera bukanlah seluruh bangsa. namun sebagian saja dari mereka yang bersikap sombong. Bahkan para mufasirin mengungkapkan bahwa kejadian itu hanya menimpabsatu desa saja, yang hidup ditepi pantai. yang mata pencahariannya adalah menangkap ikan laut. Allah Swt menguji mereka dengan melarang menangkap ikan di hari Sabtu, karena hari itu adalah hari khusus untuk beribadah. Namun mereka melanggarnya, karena dihari itulah ikan ikan bermunculan dalam jumlah yang banyak sedangkan dihari lain seolah olah ikan lenyap dari laut, sehingga mereka tergoda untuk mennagkap ikan pada hari Sabtu.
Dengan harapan agar tidak melanggar, sebagian penduduk memasang pukat pada hari Jumat sore. Sabtunya tetep beribadah, sehingga pada hari Minggu perangkap tersebut dipenuhi oleh ikan. Cara ini tetap sebuah pelanggaran. Oleh karena itu yang melakukan dikutuk menjadi kera.
Nama desa ada yang berpendapat bernama AYLAH dalam tafsir Al Quran karya Al Imam Al Qurtubi. Ada yang berpendapat nama desa itu MADYAN. Sedangkan menurut Az Zuhri namanya THABARIYAH,sementara menurut Qatadah nama desa itu adalah MAQNAT.
Para ulama berbeda pendapat mengenai riwayat selanjutnya manusia kera tersebut. Sebagian ulama mengatakan bahwa setelah berubah menjadi kera, mereka mati dan punah. Sebagian berpendapat, dengan kekuasaan Allah mengembalikan wujud semula.Yang jelas tidak semua bangsa dikutuk menjadi kera.
Asal Usul Manusia
“dan di antara tanda-tanda kebesaran Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba tiba kemu menjadi manusia yang berkembang biak ” (30:20)
“Dialah yang menciptakan dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi diantara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami berbuat demikian) agarvkamu sampai kepada kurunwaktu yang ditentukan, agar kamu mengerti.” (40:67)
“Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalan beberapa tingkatan (kejadian).” 71:14
Ayat ayat tersebut menjelaskan kepada kita secara gamblang bahwa manusia diciptakan dari air dan tanah. kemudian mengalami perubahan secara gradual (bertingkat) dari bentuk sederhana ke bentuk yang komplek.
Dengan demikian ayat diatas menjelaskan proses pembentukan manusia secara gradual mulai dari “protobiont” yang awalnya dilingkungan perairan (deep sea vents) dengan bahan inti dari tanah.
Kita tidak harus menjadikan teori darwin sebagai ilmu teologi tetapi tetap membiarkan sebagai ilmu sains murni.