Faktor dan Ciri-Ciri Penyebab Putus Cinta
Minggu, 21 Januari 2018
Menjalin hubungan cinta dengan seseorang yang diidam-idamkan tentu merupakan impian setiap orang, tak terkecuali wanita ataupun pria. Seorang pria pasti mendambakan untuk bisa menjalin hubungan asmara dengan wanita idamannya. Begitu pula seorang wanita, dia pasti mendambakan untuk bisa menjalin hubungan asmara dengan pria idamannya. Pertanyaannya, setelah hal itu terjadi, bisakah kita menjaga hubungan asrama idaman tersebut?
Jawabannya 50:50 antara bisa atau tidak bisa. Banyak orang yang justru kandas setelah menjalin hubungan asmara dengan pasangan idamannya bahkan setelah berjalan dalam waktu yang cukup lama, tetapi malah putus di tengah jalan karena pria harus memiliki ciri ciri pria setia dan serius serta bertanggung jawab. Meskipun tidak sedikit juga orang-orang yang bisa bertahan hingga mencapai jenjang yang lebih serius bahkan sampai kematian menghampiri salah satu diantara mereka berdua. Lantas faktor apa sajakah yang bisa mengakibatkan hubungan cinta kita putus di tengah jalan bahkan ketika kita selangkah lagi menuju jenjang yang lebih serius?
Berikut faktor dan ciri ciri penyebab putus cinta yang bisa saja terjadi, antara lain:
- 1). Rasa cemburu
Cemburu merupakan sesuatu yang wajar dalam sebuah hubungan. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa cemburu itu cinta. Memang benar demikian, tapi hati-hati apabila rasa cemburu tersebut sudah menghinggapi kamu ataupun pasanganmu.
Karena apabila cemburu tersebut sudah berlebihan hingga membuat kamu atau pasanganmu tidak menyukai sifat pencemburu tersebut, maka bukan tidak mungkin itu merupakan awal dari keretakan hubungan cinta kamu. Rasa cemburu yang berlebihan atau bahasa umumnya adalah cemburu buta, sering kali menimbulkan pertengkaran diantara pasangan yang akhirnya berujung pada perpisahan atau putusnya hubungan cinta. Jadi, hati-hati terhadap rasa cemburu tersebut. Jangan sampai yang tadinya cemburu itu tandanya cinta, justru menjadi boomerang untuk bisa merusak hubungan cintamu dengan pasanganmu.
- 2). Hadirnya orang ketiga
Hadirnya orang ketiga merupakan salah satu penyebab utama putusnya suatu hubungan cinta. Adanya orang ketiga yang hadir, entah itu di pihakmu ataupun di pihak pasanganmu. Hadirnya orang ketiga inilah terkadang menjadi pemicu kecemburuan antar pasangan. Kecemburuan akan adanya orang ketiga yang terus-menerus tentu akan membuatmu atau pasanganmu merasa tidak nyaman sehingga menciptakan sebuah kesimpulan untuk mengakhiri hubungan diantara kalian.
- 3). Selingkuh
Selingkuh atau mendua juga merupakan faktor yang bisa menjadi penyebab putusnya sebuah hubungan cinta dengan pasangan. Selingkuh atau mendua tentunya kental sekali dengan kehadiran orang ketiga, entah itu kamu yang menjalin hubungan dengan orang lain atau pasanganmu yang menjalin hubungan dengan orang lain.
Hubungan yang dimaksud tentunya adalah hubungan cinta, hubungan yang sama seperti yang sedang dijalin antara kamu dan pasanganmu. Hubungan ini biasanya dijalin secara diam-diam sehingga apabila sudah ketahuan, tak jarang akan menjadi akhir dari sebuah hubungan yang ada sebelumnya.
- 4). Bosan atau jenuh
Rasa bosan memang merupakan salah satu sifat yang manusiawi, wajar saja apabila rasa ini dimiliki oleh setiap manusia termasuk kamu dan pasanganmu. Rasa bosan bisa saja muncul dari dirimu atau pasanganmu karena sesuatu hal, seperti sifat atau tingkah laku.
Misalnya ada sebuah tingah laku yang tidak kamu sukai dari pasanganmu atau tingkah lakumu yang tidak disukai oleh pasanganmu. Kemudian tingkah laku tersebut terus saja berulang-ulang meskipun kamu atau pasanganmu sudah mengingatkan untuk tidak mengulangi bahkan merubah tingkah laku tersebut. Hal itulah yang akan memicu rasa bosan hingga muak, yang akhirnya memunculkan keputusan untuk mengakhiri hubungan cinta antara kamu dan pasanganmu.
- 5). Berpikiran negatif
Berpikiran negatif atau negative thinking juga merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan putusnya hubungan cinta. Kebiasaan berpikiran negatif atau buruk terhadap pasangan harus kamu hindari. Apabila kamu memiliki sifat tersebut, itu tandanya kamu tidak memiliki rasa percaya atau kepercayaan terhadap pasanganmu.
Coba bayangkan, apakah ada orang yang mau bertahan menjalin hubungan cinta denganmu apabila kamu sendiri kurang percaya pada orang tersebut? Tentu saja tidak ada, bukan. Begitu pula sebaliknya, kamu juga tidak akan mau bertahan menjalin hubungan cinta dengan orang yang selalu berpikiran negatif terhadapmu, yang artinya kurang memiliki rasa percaya terhadapmu. Pada akhirnya, hubungan seperti itu tidak akan bertahan dan berujung perpisahan atau putus sehingga anda memerlukan cara menenangkan hati dan pikiran.
- 6). Terpisah jarak yang jauh
Terpisah jarak yang jauh atau biasa dikenal dengan sebutan long distance relationship terkadang juga bisa menjalin kendala dalam menjalin sebuah hubungan cinta. Kebanyakan pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh akan mengalami penurunan tingkat kepercayaan terhadap pasangannya.
Tingkat kepercayaan yang menurun tentunya akan menjadi indikasi akan muncul rasa curiga diantara pasangan, entah itu rasa curigamu terhadap pasanganmu atau rasa curiga pasanganmu terhadap kamu sendiri. Bukankah dalam menjalin hubungan seharusnya kita tidak mencurigai pasangan kita sendiri? Rasa curiga inilah yang kemudian memicu berbagai sangkaan buruk terhadap pasangan yang jauh di sana, entah tentang tingkah lakunya di sana bahkan tentang adanya hubungan lain yang dijalin dengan orang lain. Sehingga tak jarang pasangan-pasangan yang mengalami hal demikian menyudahi hubungan mereka.
- 7). Kurang komunikasi
Menjalin komunikasi tentu merupakan salah satu cara kita untuk saling berbagi dengan pasangan. Jangankan disaat pasangan sedang berada jauh dari kita, bakhan disaat pasangan berada dekat dengan kita. Apabila kita kurang menjaga komunikasi dengan pasangan, itu menandakan bahwa ada rasa kurang peduli atau ‘cuek’ terhadapnya, baik tentang keadaan atau bahkan masalah yang sedang dihadapinya. Dengan adanya komunikasi tentunya kita bisa mengetahui hal-hal tersebut dan bisa jadi bisa bisa saling membantu menyelesaikan masalah masing-masing secara bergantian.
Coba pikirkan, apakah kamu bisa bertahan menjalin hubungan bersama seseorang dengan jarang berkomunikasi, terlebih dalam hubungan cinta? Begitu pula sebaliknya, apakah ada seseorang yang tahan berhubungan denganmu yang jarang melakukan komunikasi, terlebih dalam hubungan cinta? Ya, sebagai manusia yang masih normal, jawabannya tentu adalah tidak akan ada. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kurang komunikasi menjadi penyebab putusnya sebuah hubungan, termasuk hubungan cinta.
- 8). Egois
Egois atau mementingkan diri sendiri merupakan hal yang tidak baik untuk dilakukan dalam menjalin sebuah hubungan. Dalam menjalin sebuah hubungan tentunya kita tidak boleh memikirkan diri sendiri saja, tetapi juga harus memikirkan pasangan kita. Entah itu tentang perasaannya, keinginannya ataupun hal lainnya. Pada intinya kita harus mengutamakan kepentingan bersama, terlebih dalam mengambil keputusan sehingga tidak ada pihak yang merasa tersinggung, tersakiti, dan dirugikan.
Pastinya kita tidak ingin memiliki pasangan yang egois atau orang lain juga tidak ingin berpasangan dengan kita apabila kita memiliki sifat egois. Jadi, apabila menjalin hubungan cinta dan salah satu diantara kita, yaitu kita ataupun pasangan memiliki rasa egois, maka hubungan cinta tersebut tidak akan bertahan dengan baik. Pada akhirnya nanti akan berujung pada sebuah perpisahan atau putus.
- 9). Terlalu sibuk dengan kepentingan sendiri
Kebiasaan terlalu sibuk dengan diri sendiri menjadi indikasi bahwa kita kurang memiliki rasa perhatian kepada pasangan kita. Sibuk boleh saja terutama dalam hal pekerjaan yang sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita. Tetapi sesibuk apapun seseorang, pasti akan menyempatkan waktu untuk memberikan perhatian kepada pasangannya.
Apabila kita terlalu sibuk sehingga jarang sekali menyempatkan waktu untuk pasangan, maka bukan tidak mungkin dia akan memiliki pemikiran bahwa kita sudah tidak lagi peduli dan perhatian terhadapnya. Sedemikian sehingga pasangan kita akan mengakhiri hubungannya bersama kita. Begitu pula sebaliknya, kita tidak akan mampu bertahan dalam menjalin hubungan cinta bersama orang yang terlalu sibuk dengan diri sendiri sehingga jarang memiliki rasa peduli dan perhatian pada kita. Akhirnya pun, kita yang akan mengambil inisiatif untuk menyudahi hubungan cinta tersebut.
- 10). Tidak jujur atau pembohong
Bersikap tidak jujur atau berbohong tentu merupakan perilaku yang tidak baik untuk dilakukan untuk kepentingan apa saja, termasuk dalam menjalin hubungan cinta. Kita tentunya tidak mau menjalin hubungan cinta dengan orang yang selalu berbohong kepada kita atau orang pun juga tidak mau menjalin hubungan cinta dengan kita apabila kita selalu berbohong terhadapnya seperti anda menyembunyikan sesuatu mengenai ciri ciri orang menyukai kita diam diam terhadap pasangan anda. Intinya, sebuah hubungan termasuk hubungan cinta tidak akan bertahan dengan baik dan lama apabila di dalamnya ada pihak yang selalu berbohong atau tidak jujur.
- 11). Kurangnya nuansa romantis
Nuansa romantis merupakan bumbu tersendiri dalam sebuah hubungan cinta. Karena nuansa yang romantis akan membuat seseorang merasa diistimewakan. Sedemikian sehingga nuansa romantis perlu dihadirkan di tengah-tengah hubungan kita dengan pasangan. Rasa romantis yang kita berikan kepada pasangan sehingga dia merasa menjadi orang istimewa tentu akan membuatnya bahagia berada di samping kita.
Apabila pasangan kita sudah merasa bahagia, tentunya hubungan yang kita jalin akan menjadi harmonis dan tahan lama. Begitu pula sebaliknya, kita akan merasa bahagia apabila pasangan melakukan hal romantis sehingga membuat diri kita merupakan orang yang istimewa baginya. Bukankah demikian? Jadi, apabila nuansa romantis jarang sekali dihadirkan dalam hubungan kita, maka dijamin hubungan tersebut tidak akan bertahan lama karena terkesan membosankan dan tidak membahagiakan.
- 12). Tak mampu mengontrol emosi
Mengontrol emosi merupakan hal penting yang harus mampu dilakukan dalam menjalin sebuah hubungan, terutama ketika sedang menghadapi permasalahan. Karena biasanya, kobaran emosi muncul disaat suatu permasalahan datang. Apabila kita tidak mampu mengontrol emosi, bukan tidak mungkin bahwa masalah yang dihadapi tak kunjung usai dan semakin runyam.
Masalah yang semakin membesar bisa saja menjadi pemicu perpisahan dalam suatu hubungan. Tentunya kita tidak mau bertahan menjalin hubungan dengan orang yang tak mau mengendalikan emosinya sehingga sering marah-marah kepada kita. Begitu pula sebaliknya, orang lain juga tidak akan tahan berhubungan dengan kita apabila kita tidak mampu mengontrol emosi sehingga sering marah-marah terhadapnya.
- 13). Kurang terbuka antar satu sama lain
Dalam menjalin sebuah hubungan cinta tentunya kita harus memiliki keberanian untuk membuka tentang diri kita kepada pasangan, baik tentang diri sendiri, keluarga ataupun hal-hal lainnya yang terkait dengan diri kita. Berani terbuka merupakan hal harus kita lakukan pada pasangan agar dia tahu tentang diri kita. Begitu pula sebaliknya kita juga harus mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan pasangan.
Sedemikian sehingga kita akan semakin tahu akan diri masing-masing, yang bisa dimanfaatkan untuk memastikan tingkat kecocokan menuju jenjang yang lebih serius. Apabila kita tidak melakukannya sejak awal, dalam artian kita baru terbuka di tengah-tengah hubungan atau disaat akan melangkah menuju jenjang yang lebih serius, bukan tidak mungkin hubungan kita akan kandas. Sehingga kurangnya keterbukaan antar satu sama lain dalam sebuah hubungan bisa menjadi salah satu penyebab berakhirnya hubungan cinta yang sudah dijalin.
- 14). Berbeda pandangan tentang masa depan
Masa depan memang bukanlah hal yang bisa kita ketahui secara serta merta karena hal tersebut merupakan rahasia Tuhan. Tetapi tentunya kita memiliki rencana ataupun pandangan tersendiri tentang apa yang akan kita perbuat di masa depan. Sehingga sah-sah saja apabila kita merencanakan masa depan kita, termasuk masa depan kita bersama pasangan nanti.
Pandangan atau rencana masa depan yang tidak dibicarakan sejak awal sehingga terjadi perbedaan pandangan di kemudian hari setelah akan melangkah menuju jenjang yang serius, bukan tidak mungkin akan menjadi pemicu berakhirnya hubungan kita dengan pasangan. Dan bisa dipastikan bahwa langkah menuju ke jenjang yang lebih serius tidak akan tercapai dikarenakan berakhirnya hubungan akibat berbedanya pandangan mengenai masa depan yang direncanakan.