Pendidikan Adalah Kehidupan Itu Sendiri
Rabu, 28 September 2016
Pendidikan bukan hanya hal-hal formal yang kita pelajari selama sekolah. Pendidikan terbaik adalah bagaimana seorang individu dapat merespon sesuatu dengan kemampuan berpikirnya. Singkatnya semua pendidikan yang ada ditujukan untuk melatih kemampuan otak manusia berpikir baik secara logis dan intuitif.
Contoh seperti:
- Budi & Andi sama-sama mendapat PR untuk dikumpulkan minggu depan. Budi mengerjakan tugasnya 2-3 hari sebelum deadline dan menyelesaikan PR-nya dalam waktu 1,5 jam, tetapi Andi justru mengerjakan PR-nya tepat dihari deadline dan bahkan disekolah sebelum beberapa jam lagi PR dikumpulkan. Yang Andi lakukan adalah menyalin tugas temannya yang sudah selesai saat jam istirahat, dan PR selesai dalam waktu 15 menit. Kedua murid (Budi & Andi) sama-sama mengerjakan PR-nya dengan baik (menurut guru).
- Saat ujian Budi sudah mempersiapkan diri dengan belajar mati-matian 1-2 hari sebelum test, dan Budi mengerjakan test dengan sangat baik. Budi mendapat nilai 80. Di lain sisi Andi tidak belajar sama sekali dan hanya belajar 30 menit sebelum ujian, alhasil saat test dia tidak dapat menjawab soal-soal yang diberikan, tetapi Andi untungnya sempat membuat contekan & mencontek temannya saat ujian. Karena itu Andi bisa mendapat nilai 80 juga. Keduanya lulus ujian.
Kita tidak membicarakan soal moral disini, karena jelas yang dilakukan Andi itu tidak pantas. Tetapi kita mengambil contoh yang ada bahwa Budi tidak lebih pintar dari Andi begitu pula sebaliknya Andi tidak lebih pintar dari Budi, hanya saja Budi lebih rajin dalam mengikuti sistem/aturan, dan Andi lebih berpikir dalam memanipulasi sistem/aturan. Keduanya lulus.
Pada ilustrasi diatas dapat diterjemahkan:
“Seperti yang Anda lihat, saya sudah menghafal fakta tidak berguna ini cukup lama untuk lulus dalam ujian. Sekarang saya berniat untuk melupakannya selamanya. Anda tidak mengajari saya apapun kecuali tentang bagaimana memanipulasi sistem. Selamat.”
sumber gambar: instagram @8factapp
Siapa dari Anda yang tidak pernah mencontek selama disekolah? Saya akui saya juga sering mencontek saat disekolah dulu. Tapi disini kita tidak membahas soal sekolah atau mencontek, dan saya juga tidak mengajari Anda supaya mencontek. Ilustrasi ini hanya kasus perbandingan bagaimana 2 anak menggunakan pikirannya dalam menghadapi masalah.
Kepintaran itu memang penting, orang pintar dapat belajar dengan cepat, orang pintar mudah memahami sesuatu yang baru, dan mereka mampu menyelesaikan masalah yang lebih kompleks, tetapi sama seperti pendidikan, hal itu tidak menjamin kesuksesan dan kehidupan yang bahagia. Namun jelas pendidikan dan kepintaran sangat membantu hidup Anda.
(note: tidak menjamin bukan berarti tidak berguna, sama seperti uang tidak menjamin kebahagiaan, bukan berarti uang tidak berguna)
Kita sering mendengar bahwa:
- Orang bodoh dikalahkan orang pintar
- Orang pintar dikalahkan orang berani
- Orang berani dikalahkan orang nekat
- Orang nekat dikalahkan orang gila
- Dan semua orang tersebut dikalahkan oleh orang yang beruntung
Orang yang beruntung terlihat lebih pintar, tetapi sebenarnya mereka melatih pemikiran khusus yaitu: bagaimana cara untuk mengenali (intuisi) dan konsisten (logis) melakukan hal-hal yang cerdik (bukan licik).
Ini bukanlah bakat/talenta, semua orang bisa mempelajarinya baik orang bodoh atau pintar, dan lucunya hal ini paling sering ditemukan oleh orang yang malas. Malas menghabiskan waktu/tenaga mereka terhadap hal-hal yang jelas tidak ada gunanya. Seperti:
- Anda bisa saja belajar kalkulasi pangkat, akar, imaginer, dan sebagainya, tetapi ada kalkulator dan Anda tetap bisa menghitung
- Anda bisa saja belajar peta buta, menghafal jalan, koordinat, dan sebagainya, tetapi ada GPS dan Anda masih bisa mencari jalan
Saat Bill Gates dulu menjual software kepada IBM, dia tidak memiliki apapun. Yang dia lakukan adalah membeli software jadi dari seseorang (DOS), dan mengeditnya menjadi MS-DOS lalu dijual. That’s smart!
orang-malasHal-hal seperti ini biasanya ditemukan pada mereka yang memiliki motivasi yang sangat tinggi. Ciri utama dari orang tersebut adalah mereka selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan, melakukan apa yang memang ingin mereka lakukan, dan mencapai hal-hal yang sudah mereka targetkan.
Mulailah dengan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”, bukan hanya sekedar “apa”, “kapan”, “dimana”. Cari tahu mengapa orang bisa sukses, bagaimana dia mengambil langkah sebelum sukses, bagaimana kondisi keluarga/lingkungannya, mengapa dia melakukan ini & itu. Follow the step!
Saya berani bilang 90% apa yang Anda baca di internet tentang kesuksesan itu isinya “bullshit”, Anda tidak butuh motivasi atau inspirasi, tetapi Anda butuh cara-cara, step-step, dan rahasia-rahasia lain (yang justru tidak diajarkan) untuk melangkah menuju kesuksesan tersebut. Jangan sekedar menerima apa yang orang lain ajarkan/katakan, tetapi cari tahu apa yang justru benar-benar penting untuk Anda ketahui (dimana banyak orang tidak akan memberitahukannya).
Kesimpulannya adalah mindset/pemikiran harus menjadi fondasi dasar pendidikan Anda. Berpikir, mencari cara, mencari tahu, explore, dan tidak terpaku pada apa yang sudah ada. Terus menggali lebih dalam, push forward, karena selalu ada cara yang lebih baik lagi.
So, think hard, karena pemikiran adalah pendidikan terbaik.